Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Masalah Ekonomi

Tujuan Pembelajaran
1.       Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan makro.
2.       Mendeskripsikan perbedaan ekonomi mikro dan makro.
3.       Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro (misalnya usaha industri kecil) dan ekonomi makro (misalnya inflasi, pendapatan nasional, dan lain-lain).
4.       Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi (kemiskinan dan pemerataan pendapatan).
5.       Memecahkan  masalah-masalah  yang  dihadapi pemerintah di bidang ekonomi.

A.      Pengertian Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas perilaku individu dan perusahaan yang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Ekonomi mikro mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi dari unit-unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai konsumen,individu sebagai pemilik faktor produksi, dan individu sebagai produsen.
Dalam ekonomi mikro dipelajari bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, setiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan  dalam  skala  makro  dengan  asumsi  ceteris  paribus . (Sumber:id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro)
Ekonomi makro adalah bidang ilmu yang mempelajari keseluruhan ekonomi dalam bentuk jumlah barang dan jasa yang diproduksi, total pendapatan yang dihasilkan, tingkat pengangguran, serta sifat-sifat umum harga barang. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan, seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

B.      Perbedaan Analisis Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro
1.       Analisis Ekonomi Mikro
Analisis ekonomi mikro terdiri dari teori harga, teori produksi, dan teori distribusi. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a.       Teori harga, antara lain membahas proses pembentukan harga oleh interaksi antara penawaran dan permintaan akan suatu barang dan jasa di dalam suatu pasar, faktor-faktor yang memengaruhi perubahan permintaan dan penawaran, hubungan antara  hargapermintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar dan sebagainya.
b.      Teori produksi, antara lain menganalisa masalah biaya produksi, tingkat produksi yang paling menguntungkan produsen, serta kombinasi faktor-faktor produksi yang harus dipilih oleh produsen agar tujuan untuk mencapai laba maksimum tercapai.
c.       Teori distribusi membahas faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha.
Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik pada abad ke-18 dan 19, seperti Adam Smith, David Ricardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh Marshall dan Pigou.
2.       Analisis Ekonomi Makro
Ekonomi makro menganalisis keadaan keseluruhan dari kegiatan perekonomian. Ekonomi makro tidak membahas kegiatan yang dilakukan oleh seorang produsen, seorang konsumen atau seorang pemilik faktor produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, pemerintah, lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain serta bagaimana pengaruh tidakan-tindakan tersebut terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Kelahiran teori ekonomi makro ditandai dengan terbitnya buku yang berjudul The General Theor   of Emplo ment, Interest and Mone   pada tahun 1973 yang ditulis oleh J. M. Keynes ahli ekonomi Universitas Cambridge, Inggris. Dan juga buku itu dipandang sebagai tonggak yang sangat penting dalam sejarah pemikiran ekonomi barat.
Buku itu menyajikan teori yang menunjukkan bahwa pengangguran dapat terjadi dan bahkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Akhirnya, banyak ahli ekonomi yang menerima pendapat Keynes, dan kelompok ini disebut Keynesian Economist yang sampai sekarang diterima sebagai teori yang benar dan dipraktikkan di banyak negara.
Permasalahan Ekonomi Makro
Ada tiga masalah ekonomi makro jangka pendek yang harus diatasi setiap saat. Ketiga masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a.       Masalah inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak dialami oleh hampir semua negara. Yang dimaksud dengan inflasi adalah suatu keadaan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus. Oleh sebab itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak diperlukan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat, dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi, dan dapat menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat.
b.      Masalah pengangguran
Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full emplo ment) atau tidak. Secara teoretis perekonomian dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Dinegara kita upaya untuk menekan tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan penduduk. Program keluarga berencana merupakan salah satu alternatif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi.
c.       Masalah ketimpangan dalam neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu tahun. Transaksi-transaksi yang terdapat dalam neraca pembayaran menyangkut barang-barang dan jasa, dalam bentuk ekspor atau impor, transaksi finansial, seperti pemberian atau penerimaan kredit kepada
C.      Masalah Ekonomi Makro yang dihadapi Pemerintah
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia menghadapi
berbagai masalah ekonomi makro. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1.       Meningkatkan Kesempatan Kerja/Tingkat Employment
Idealnya perekonomian harus dijaga agar jangan timbul pengangguran. Pengangguran merupakan gejala yang tidak diinginkan oleh masyarakat mana pun, tetapi dalam praktiknya tidak dapat kita hilangkan sama sekali. Jika tingkat pengangguran masih di bawah 4%, masih dapat dikatagorikan full emploment.
2.       Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional
Bagi negara-negara yang masih berkembang, usaha peningkatan kapasitas produksi nasional merupakan keharusan. Hal tersebut diupayakan dengan tujuan meningkatkan atau mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3.       Meningkatkan Pendapatan Negara
Tingkat pendapatan yang tinggi mencerminkan jumlah barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perekonomian tersebut berjumlah banyak. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan sekaligus dapat dicapai jika permasalahan nomor 1 dan 2 dapat diatasi.
4.       Menstabilkan Situasi Perekonomian
Kestabilan di sini meliputi kestabilan tingkat pendapatan, kesempatan kerja, kestabilan tingkat harga, dan kestabilan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Jika hal tersebut belum tercapai maka perekonomian Indonesia akan sulit berkembang karena dapat menimbulkan keengganan investor menginvestasikan modalnya di Indonesia.
5.       Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri
Dari segi tinjauan ekonomi murni baik neraca pembayaran luar negeri yang defisit maupun yang surplus bertendensi menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan. Akan tetapi, dari segi politik neraca pembayaran yang surplus lebih diinginkan daripada neraca pembayaran yang seimbang. Persoalannya pada saat ini neraca pembayaran luar negeri Indonesia masih defisit, jadi baik secara ekonomi maupun politik hal tersebut tidak menguntungkan.
6.       Pemerataan Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan nasional yang lebih merata umumnya dianggap sebagai distribusi pendapatan yang adil. Distribusi pendapatan yang tidak              merata mempunyai tendensi menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang akhirnya berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dan politik. Perekonomian di Indonesia masih lebih banyak berputar di Indonesia bagian Barat, dan pemerintah sedang berupaya untuk memeratakan pembangunan di daerah Indonesia bagian Timur. Di perkotaan pun dapat kita lihat bahwa tidak  sedikit  gedung-gedung  atau  komplek  perumahan  mewah berdampingan dengan daerah kumuh. Hal tersebut dapat menjadi salah satu ciri kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia.
7.       Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Setiap negara senantiasa mengharapkan agar perekonomian yang dicapai mengalami peningkatan secara terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan memupuk investasi serta kemampuan teknik produksi agar hasil produksi terus meningkat. Jika hasil produksi meningkat dan pendapatan masyarakat meningkat maka perekonomian mengalami pertumbuhan.
Ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi menurut Economic Commission for Asia and Far East (ECAFE) adalah sebagai berikut.
a.       Negara tersebut mengalami peningkatan GNP atau pendapatan perkapita dari tahun ke tahun (Flow Output Approach).
b.      Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial (Level of Living Approach).
c.       Di negara tersebut ditemukan sumber-sumber produktif dan dapat didayagunakan dengan lebih baik (Stock of Resources for Productive Asset Approach).
Beberapa hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
b.      Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.
c.       Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.

D.      Masalah Ekonomi Mikro

Berikut ini terdapat artikel yang membahas salah satu contoh masalah yang
dihadapi ekonomi mikro, terutama dari analisis teori distribusi terutama
keuntungan pengusaha. Bagaimana tanggapan kalian tentang masalah di bawah
ini? Diskusikan secara berkelompok dengan tinjauan beberapa teori!

                                                                        Pasar Tradisional Butuh Proteksi Regulasi
        Kamis, 19 Oktober 2006
                        BANDUNG: Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat tetap menuntut perlindungan
        regulasi bagi pasar tradisional dari serbuan pasar modern di wilayah tersebut seiring
        pembenahan pengelolaan pasar tradisional.
                        Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat, Mustofa Djamaluddin mengatakan
        Pemprov Jawa Barat menjelaskan proteksi pasar tradisional akan membuka
        kesempatan perkembangan koperasi dan pengusaha kecil karena pedagang di pasar
        tradisional memasarkan produk mereka.
                        Berikutnya adalah tuntutan masyarakat berupa pelayanan dan kebersihan,
        termasuk kenyamanan di pasar tradisional, terlebih di tengah kehadiran pasar modern
        yang makin marak.
                        Saat ini pemerintah provinsi Jawa Barat telah melakukan penataan 168 pasar di
        25 kota dan kabupaten. Secara keseluruhan, jumlah pasar tradisional di wilayah ini
        mencapai dari 320 unit.
                        Penataan pasar dilakukan bersama Pusat Koperasi Pasar atau Puskopas.
        Prosesnya, pasar-pasar tradisional itu ditata dari berbagai aspek, di antaranya
        kebersihannya,  katanya dalam acara pembukaan pasar rakyat, pekan lalu.
Pada proses penataan pasar, menurut Mustofa, sangat perlu dilindungi pedagang pedagang lama dengan memberikan berbagai keringanan, seperti harga jual pasar pada pedagang lama harus lebih murah dibandingkan pedagang baru.
Pada kesempatan yang sama Wali Kota Bandung, Dada Rosada, mengatakan penataan pasar tradisional sangat penting dilakukan, selain untuk memberikan kenyaman pada pengunjung, juga mencegah kesemrawutan akibat pasar tumpah ke jalan.

Terminal Terpadu
Selain penataan pasar tradisional, Pemerintah Kota Bandung telah merencanakan pembangunan terminal terpadu di Gedebage yang sekarang menjadi pasar induk. Saat ini Pemerintah Kota Bandung masih mempelajari proposal dari para calon pengembang. Dada Rosada mengatakan pembangunan terminal terpadu merupakan salah satu solusi untuk mengatasi terminal Cicaheum yang kurang representatif yang akan ditutup. Peruntukan eks-terminal Cicaheum akan diserahkan kepada pengembang, apakah akan dijadikan lokasi perhotelan atau lokasi restoran atau properti komersial lain.
Sebelumnya, GKBI Investment mengajak kalangan perusahaan modal ventura daerah memperbaiki pasar tradisional agar kalangan pedagang mampu bertahan menghadapi serbuan peritel modern.
Presiden Direktur PT GKBI Investment, Noorbasha Djunaid menyatakan perusahaan siap menjadi penjamin dalam pola kerja sama pembangunan pasar-pasar tradisional itu.  Sistemnya BOT (build, operate, and transfer). Pembiayaannya dari masing-masing perusahaan modal ventura di daerah. Ini tidak sulit,  ujarnya. Dia mencontohkan bagaimana sebuah kawasan pabrik tekstil yang tidak terpakai di Pekalongan disekat-sekat dan berhasil disulap menjadi tempat penjualan produk-produk perajin yang efektif.
                                                                                                                                                        –Hilman Hidayat–
                                                                                                                                                        Bisnis Indonesia
                        Dikutip dengan pengubahan dari www.depkop.go.id

Komentar